Fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi. Maka kau tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak.
"Kyai, maafkanlah saya yang telah memfitnah Pak Kyai dan ajarkan saya sesuatu yang bisa menghapuskan kesalahan saya ini." Aku berusaha menjaga lisanku, tak ingin sedikitpun menyebarkan kebohongan dan menyinggung perasaan kyai.
Kyai Husain terkekeh. "Apa kau serius?" Katanya.